Beranda » Warga Kutai Barat Gelar Protes Tolak Tambang Ilegal, Soroti Kerusakan Lingkungan dan Korban Jiwa

Warga Kutai Barat Gelar Protes Tolak Tambang Ilegal, Soroti Kerusakan Lingkungan dan Korban Jiwa

Aksi Damai Warga Kutai Barat: Tolak Tambang Ilegal

Berdasarkan pantauan udara, kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal tampak signifikan, dengan perubahan bentang alam yang drastis, kerusakan pada hutan, serta aliran sungai yang tercemar. Setidaknya lima kecamatan di Kutai Barat terdampak langsung oleh aktivitas tambang ilegal tersebut.

Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan dan sungai, tetapi juga merambah ke infrastruktur publik. Jalan-jalan utama mengalami kerusakan akibat aktivitas kendaraan berat pengangkut hasil tambang. Beberapa kecelakaan lalu lintas telah terjadi, termasuk satu kejadian yang menewaskan warga dari Kecamatan Linggang Big akibat tabrakan dengan truk pengangkut batubara.

Ketua aksi, dalam orasinya, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi yang terus memburuk akibat pembiaran terhadap tambang ilegal. “Tambang ilegal ini bukan hanya merusak hutan dan sungai kami, tetapi juga telah merenggut nyawa warga. Sudah ada korban jiwa karena kecelakaan di jalan raya yang dilalui truk tambang. Ini harus dihentikan,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa selama ini masyarakat tidak pernah merasakan manfaat dari keberadaan tambang-tambang ilegal tersebut. “Tidak ada kontribusi ekonomi yang jelas untuk daerah. Sebaliknya, yang kami rasakan adalah kerusakan dan ancaman terhadap keselamatan,” ujarnya.

Dalam aksi tersebut, warga menyampaikan tiga poin pernyataan sikap. Mereka menuntut Gubernur Kalimantan Timur untuk segera menghentikan seluruh aktivitas tambang ilegal di wilayah Kutai Barat. Selain itu, mereka meminta agar pemerintah provinsi menyurati Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mengambil langkah tegas dalam penanganan persoalan ini. Warga juga mendesak Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) agar memerintahkan penegak hukum menindak pelaku penambangan ilegal di sepanjang wilayah Sungai Mahakam dan sekitarnya.

Aksi damai ini menjadi bentuk perlawanan masyarakat terhadap kerusakan lingkungan yang berlangsung perlahan namun pasti, serta sebagai seruan kepada pemerintah untuk segera menegakkan hukum dan melindungi hak-hak masyarakat atas lingkungan yang sehat dan aman.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *